Thursday, November 30, 2006 |
Budaya Jawa: Makna Aksara Jawa |
Ha Na Ca Ra Ka: Ana Caraka: Ana utusan. Ada duta. Bahwa manusia hidup di dunia ini adalah utusan atau karena diperkenankan oleh Sang Hyang Maha Widi (Allah SWT) untuk menjalankan kewajiban hidupnya. (darma). Darmaning tiyang sepuh kudu bisa mapanake kasepuhane. Darmaning guru kudu iso mapanake kepriye guru iku. Darmaning pemimpin kudu biso mimpin sing di pimpin, maringi patuladan kabecikan, maringi ganjaran marang kang wus duwe kabecikan marang sapada-pada syukur bage kebecikan tumraping bebrayan gedhe, tumrap bangsa lan negarane.
Da Ta Sa Wa La: Datan Sawala: Tidak akan bisa menghindar. Manusia hidup di dunia ini tidak akan bisa menghindar dari apa yang sudah di kodratkan yang maha kuasa. Manusia mung sadrema hanglampahi apa kang wus ginarisake dening Hyang Manon.
Pa Dha Ja Ya Nya: Pada kuatte: sama-sama kuat/digdaya. Sejatine ana ing sajeroning manusia ada dua hal yang mempunyai kekuatan yang sama, yaitu kebaikan dan keburukan atawa dorongan untuk berbuat baik dan dorongan untuk berbuat buruk (baca: nafsu). Kedua hal ini mempunyai kekuatan yang sama. Gumantung sing kanggonan rong parkara kasebut. Punya kecenderungan kemana. Namun kalau dikaitkan dengan mata hatinya, hati nuraninya, kalbunya, sudah barang tentu setiap manusia mempunyai keteguhan yang bebeda-beda.
Ma Ga Ba Tha Nga: Mangga Bathange: Sebetulnya manusia hidup di dunia ini sinampiran ala, becik, bener, luput, sugih, mlarat, bodho, pinter, lan sapanunggalane. Yen manungsa wus tininggal dening prakara-prakara itu, tegese wus ora duwe kemauan, kang becik apa dene kang ala (harus bisa mengendalikan) iku ateges wus wayahe mangsa kala, Yen wus manggkono ya iku tegese ma ga ba tha nga. |
posted by ABeKaroCe Aksara Murda @ 5:21 PM |
|
|
|
Ironis |
Betapa banyaknya permasalahan yang melanda negara Indonesia hingga saat ini masih saja menjadi bahan omongan yang enak untuk di simak. Berbagai hal mulai dari masalah politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, keamanan dan banyak masalah lain yang bisa dijadikan bahan obrolan dari pos ronda hingga di emperan kampus sekalipun. Masalah sosial, betapa banyaknya pengemis, dan pengamen di jalanan yang mencoba mengais rejeki, meskipun dengan berpura-pura sakit atau menyakiti diri, masalah penggusuran yang mengakibatkan masalah sosial yang lain. Ini terkait dengan masalah hukum. Bagaimana pun yang tidak berhak tidak diperkenankan menempati tempat yang bukan haknya. Permasalahannya, kenapa tidak dari awal diperingatkan bahwa itu tidak diperbolehkan. Masalah pendidikan juga demikian. Kalau dilihat dari anggaran negara yang mewajibkan anggaran 20 % dari total APBN setiap tahunnya untuk pendidikan, hingga saat ini belum bisa tercapai. Negara Indonesia yang pada awalnya menjadi kiblatnya pendidikan, paling tidak untuk beberapa negara tetangga, sekaran menjadi kebalikannya melah berkiblat ke negara tetangga. Betapa slogan pemerintah yang mewajibkan belajar sembilan tahun (wajar 9 th), tetapi dalam pelaksanaannya banyak warga negara yang tidak bisa menyekolahkan anaknya karena terbentur masalah ekonomi. Betapa mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Untuk sekolah dasar milik pemerintah saja (baca: negeri) harus merogoh kocek yang nilainya jutaan rupiah. bandingkan dengan upah minimum kota semarang yang kurang dari 1 juta setiap bulannya. Sementara biaya kebutuhan hidup rakyat minimal untuk makan, listrik, air, dan telpon sejumlah itu tentu saja tidak bisa mencukupi. Pemerintah mewajibkan belajar 9 tahun tetapi ntuk menembpuh itu rakyatnya tidak mampu untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Beberapa waktu yang lalu saya ketemu orang dari negara tetangga, yang memang kalau dilihat dari kemajuan negaranya jauh dari negara kita, tetapi setidaknya bisa dijadikan perbandingan. Menurut cerita teman tersebut, di Negaranya semua sekolah di biayai oleh negara, tidak ada sekolah partikelir (swasta). mulai dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Terbayang waduh betapa enaknya hidup dinegara tersebut. Tidak heran juga beberapa waktu yang lalu banyak murid-murid genius (baca: ex juara olimpiade beberapa bidang ilmu) yang milih ngendon dinegara tetanga tersebut karena dinegaranya sendiri tidak mendapatkan tempat dan kelayakan hidup sesuai dengan jerih payahnya. sebagai ilustrasi: seorang pegawai negeri di negara tersebut gajinya cukup untuk berkunjung ke Indonesia setiap tiga bulan sekali. Gaji pegawai negeri Indonesia ? wonten lajengipun...... |
posted by ABeKaroCe Aksara Murda @ 4:58 PM |
|
|
|
About Me |
Name: ABeKaroCe Aksara Murda
Home: Semarang, Central Java, Indonesia
About Me:Rilexs aja lah, tak perlu memaksakan diri, rekasa...
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Your Messages |
|
Links |
|
Powered by |
|
|